Senin, 25 April 2011

Sabtu, 09 April 2011

Abjad Bali

Menurut sejarah aksara Bali, kita mengambil aksara dari huruf Jawa, sedangkan huruf Jawa mengambil dari huruf Palawa/ Dewanegari, hanya bentuknya setara evolusi sudah berubah sehingga kita dapati bentuk aksara sebagai sekarang ini.

Adapun jumlah aksara Jawa yang diserap menjadi aksara Bali hanya 18 buah, yaitu: ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, ma, ga, ba, nga, pa, ja, ya, nya. Sedangkan aksara Jawa (carakan) banyaknya 20 buah, yaitu lebih: ţa latik dan ḍa madu.

Kalau kita perhatikan lambang abjad Bali ini sebenarnya sudah mengandung sandangan suara a. Aksara yang demikian disebut aksara silabik. Perlu diketahui bahwa penulisan vokal dalam bahasa Bali telah diganti dengan ha, hi, hu, he, ho, he (pepet). Huruf h itu sebenarnya bukan vokal, melainkan wisarga h yang merupakan konsonan dalam tulisan Bali atau Bali Latin.

Dengan mengingat jumlah abjad ini agak terbatas, sedangkan bahasa itu terus berkembang terutama bahasa Jawa Kuna atau Sanskerta, maka mau tak mau kita terseret untuk turut mengikuti abjad Jawa Kuna itu yang berasal dari abjad Dewanegari.

Sejarah Bali

Provinsi Bali dibentuk tanggal 14 Agustus 1958. Pembentukannya ditetapkan dengan undang-undang, yaitu, Undang-Undang nomor 64 tahun 1958. Ketika itu ibukotanya adalah Singaraja dan pada tahun 1960 dipindah ke Denpasar.

Pada tahun 1343, Pulau Bali dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Gajah Mada atas nama Kerajaan Majapahit menugaskan Dalem Ketut Sri Kresna Kepakisan menjadi raja di Bali. Dia kemudian menghadapi pemberontakan rakyat "Baliaga". Mereka kebanyakan berasal dari desa-desa di pegunungan Kabupaten Bangli dan Karangasem. Berkat dorongan moral dari Gajah Mada, raja Bali dapat menumpas pemberontakan tersebut.

Kerajaan Bali mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong. Sebaliknya, pengganti Dalem Waturenggong, yaitu, Dalem Bekung adalah orang yang sangat lemah dan tidak berwibawa. Karena itu, dalam menjalankan roda pemerintahannya, Dalem Bekung dibantu oleh paman-pamannya, yaitu, I Dewa Gedong Arta, I Dewa Nusa, dan I Dewa Anggunan.

Dalem Bekung tidak memiliki putera, karena itu ketika dia wafat, posisinya digantikan oleh Dalem Sagening. Sepeninggal Dalem Sagening, takhta kerajaan digantikan oleh puteranya, yaitu, Dalem Di Made. Pada masa pemerintahan Di Made ini, Kerajaan Bali mengalami kekacauan politik yang luar biasa. Igusti Agung Widia melakukan pemberontakan dan berhasil menguasai kerajaan. Namun kekuasaannya tidak lama karena dia kemudian dikalahkan oleh pasukan dari Badung dan Buleleng. Kedua pasukan tersebut merupakan pasukan bantuan, atas permintaan pihak yang tersingkir.

Pada tahun 1597, Bali mulai berhubungan dengan Belanda. Ekspedisi pertama Belanda pada tahun tersebut dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Hubungan Bali dan Belanda tidak intensif sampai abad ke 19.

Pada tahun 1686, muncul kerajaan baru , yaitu, Kerajaan Klungkung. Selain kerajaan tersebut, bermunculan pula kerajaan-kerajaan lain, seperti Kerajaan Buleleng, Mengwi, Karangasem, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Jembrana, dan Payangan. Setelah Klungkung berdiri, raja memakai gelar "Dewa Agung". Ada juga yang memakai gelar lain, misalnya, di Kerajaan Buleleng dipakai gelar I Gusti Ngurah Panji Sakti, I Gusti Ngurah Panji Gde, di Kerajaan Mengwi dipakai gelar I Gusti Agung Sakti, dan di Kerajaan Gianyar dipakai gelar I Dewa. Sedangkan para pembantu raja disebut mantri dan bergelar Rakryan.

Pada abad ke 19, di Bali terdapat 10 buah kerajaan. Banyak kerajaan di Bali yang memiliki hubungan satu sama lain dengan hubungan kekeluargaan, seperti antara Kerajaan Klungkung dengan Kerajaan Badung. Struktur pemerintahan di Bali pada abad ke 19 ini mendekati struktur konfederasi. Kerajaan Klungkung mempunyai status lebih tinggi meskipun tidak memiliki kekuasaan secara formal. Sembilan kerajaan lainnya, yaitu, Karangasem, Buleleng, Bangli, Gianyar, Badung, Tabanan, Mengwi, Jembrana dan Payangan masih tetap mengakui status yang lebih tinggi dari Klungkung.

Pada tahun 1817, Belanda mengirim rombongan di bawah pimpinan Van den Broek untuk mendirikan sebuah pangkalan dagang di Bali. Namun usaha tersebut gagal karena ditentang oleh raja-raja Bali. Sampai berakhirnya perang Diponegoro di Jawa tahun 1830, hubungan raja-raja Bali dengan orang eropa hanya berkisar pada perdagangan. Keadaan hubungan baru mengalami perubahan setelah tahun 1841. Huskus Koopman yang diutus pemerintah Belanda berhasil mengadakan perundingan dengan raja-raja Bali. Sejak saat itu, Belanda sedikit demi sedikit mengurangi kekuasaan raja-raja Bali dengan jalan mengadakan perjanjian-perjanjian. Setelah melalui proses yang panjang, pada tahun 1908 Belanda dapat menguasai Bali. Kerajaan Klungkung merupakan kerajaan berdaulat terakhir yang mengadakan puputan melawan Belanda.

Tahun 1930 merupakan babak baru karena merupakan permulaan pergerakan kebangsaan di Bali. Organisasi kebangsaan pertama yang membuka cabangnya di Bali adalah Budi Utomo. Penyebarannya terutama pada golongan intelektual. Tanggal 9 September 1933 berdiri Komite Taman Siswa di Denpasar.

Jepang mendarat di Bali tanggal 17 Februari 1942. Di era penjajahan Jepang ini, perkembangan organisasi-organisasi politik terhenti. Jepang melarang dan membubarkan berbagai organisasi politik. Keadaan penduduk semakin lama semakin menderita. Hal ini karena Jepang mengerahkan segenap penduduk untuk mendukung perang. Banyak penduduk yang dijadikan romusha dan harta bendanya dirampas. Kondisi tersebut berlangsung sampai Jepang menyerah kepada sekutu dan dilanjutkan dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada awal kemerdekaan, Bali termasuk ke dalam provinsi Sunda Kecil. Sewaktu era negara serikat, Bali termasuk ke dalam Negara Indonesia Timur (NIT). Setelah Indonesia kembali menjadi negara Kesatuan, Bali kembali menjadi bagian dari Republik Indonesia dan pada tahun 1958 Pulau Bali menjadi berstatus Provinsi.

Kamis, 24 Maret 2011

Belajar Huruf dan Aksara Pallawa


Tulisan Kuno Dewanagari dan Pallawa

Di Indonesia banyak ditemukan prasasti yang beraksara Dewanagari dan Pallawa. Kedua aksara ini berasal dari India. Pengaruh India memang begitu kuat di Indonesia pada awal abad Masehi. Di samping itu ada juga aksara Sansekerta, yang juga berasal dari India.
Ketiga tulisan kuno ini dipelajari oleh para epigraf, sebutan untuk pakar yang mempelajari tulisan kuno. Di Indonesia bidang epigrafi menjadi subdisiplin dari ilmu arkeologi.
Tulisan kuno juga dipelajari oleh para filolog, sebutan untuk pakar naskah kuno. Di negara kita filologi merupakan bagian dari Sastra Nusantara.
Sebenarnya epigrafi dan filologi tidak jauh berbeda. Kedua ilmu sama-sama mempelajari tulisan kuno. Yang membedakan hanya sarana untuk menulis. Epigrafi mempelajari tulisan kuno yang dipahatkan pada batu dan logam. Sementara filologi mempelajari tulisan kuno yang diterakan pada daun tal (rontal, dikenal sebagai lontar), daluwang, bambu, dan sebagainya.
Kita belum memiliki website tentang tulisan-tulisan kuno. Namun ada sejumlah website dari mancanegara yang menyediakan hal tersebut. Kita bisa belajar dari website ini. Apalagi mengingat jumlah epigraf dan filolog yang kita miliki, sangat sedikit. Sebaliknya prasasti dan naskah yang memerlukan penanganan, sangat banyak jumlahnya.
Untuk belajar aksara Dewanagari, Anda bisa membuka website ini, www.avashy.com. Banyak penjelasan berguna terdapat di dalamnya.
Untuk belajar aksara Pallawa, silakan lihat gambar-gambar di bawah.
(sumber: skyknowledge.com)

Aksara Pallawa dari Sumber Lain




Selasa, 25 Januari 2011

Mengenal Aksara Bali

Mengenal Aksara Bali


Aksara Bali, banyak sekali kemiripan dengan Aksara Jawa yang disebut Aksara Hanacaraka, tetapi ada beberapa perbedaan dalam aturan penulisan bisa di baca di SINI, saya cukup kesulitan untuk mencari bahan untuk mencari tata cara penulisan Aksara Bali ini, tapi saya mencoba mengenalkan Aksara Bali ini, dengan harapan ada orang Bali yang mengerti akan Aksara Bali membagi ilmunya untuk memperkaya khazanah kita dlam mengenal kebudayaan leluhur kita. Sebelum mempelajari penulisan Aksara Bali ini sebaiknya mendownolaod dulu Bali Simbar-B.ttf DI SINI
Aksara Wianjana (Konsonan)
Aksara wianjana adalah hurup konsonan, nama dan bentuknya mirip dengan HaNaCaraka, bentuk dan cara penulisan dengan komputer adalah sebagai berikut:
Aksara Suara (Vokal
Aksara Suara adalah hurup Vokal, bentuk dan cara penulisan dengan komputer adalah sebagai berikut:
Angka
Pangangge Suara
sebuah aksara Bali disebut lagna, dan berbunyi a, pangangge suara berfungsi untuk mengubah bunyi suara
Aksara Gantungan Atau Gampelan
berfungsi untuk mematikan hurup sebelumnya yang berada di awal kata atau di tengah kata, bentuk dan cara penulisan dengan komputer sebagai berikut
Aksara Bali adalah huruf suku kata. Tanpa mendapat ‘pangangge suara’, sudah dapat berfungsi sebagai suku kata. Aksara Bali yang belum mendapat ‘pangangge suara’ disebut lagna.
Suara a yang menyatu pada lagna itu akan hilang, bila :
Lagna tersebut mendapat pangangge suara
Lagna tersebut mendapat gantungan atau gampelan
Lagna tersebut diberi adeg-adeg


contoh lagna yang mendapat pangangge suara


Adeg adeg
berfungsi untuk mematikan huruf sebelumnya dan adeg-adeg ini dipakai pada akhir kataau akhir kalimat , cara penulisan adeg yaitu 
apabila lagna yang akan dimatikan terletak di awal kata atau tengah kata digunakan gantungan atau gampelan contoh
Tangenan
Saat ini akhir tahun 2009 di alam Kompasiana pernah berdiri kerajaan yang bernama negeri ngocoleria. Negeri ngocoleria ini dipimpin oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana bernama Baginda ANDY SYOEKRY AMAL dengan permaisuri yang bernama Nyi Mas Ratu Kencana Inge. Baginda Raja memiliki dua orang selir yaitu Nyi Mas Rina Sulistiyoningsih dan Nyi Mas Siska Nanda. Kedua selir ini diincar oleh Menteri pertahanan ngocol yang bernama Adipati Aria Ibeng Suribeng. Untuk menjaga stabilitas negara dan stabilitas rumah tangga, sengaja Baginda Raja menikahkan putri satu-satunya yang bernama Nyi Mas kencana Wulung Nopey kepada Menteri Pertahanan Ngocol Adipati Aria Ibeng Suribeng. Semoga prasasti ini menjadi bahan pelajaran pada anak cucu jangan terlalu percaya pada menterinya
menjadi

Ayo,,Lestarikan Aksara Bali...!!!

BELAJAR AKSARA BALI DENGAN MICROSOFT WORD











Kawan-kawan sejagat Bali sekalian (untuk kawan-kawan di Bali saja ya,hehe, kalau di luar Bali, ya silahkan ikut membaca). Hari ini saya sangat senang sekali karena untuk pertama kalinya setelah ujian akhir semester 5, saya bisa memposting artikel menarik di blog saya. Jauh-jauh hari saya sudah berencana untuk memposting artikel ini terlebih dahulu, karena menurut saya artikel ini sangat-sangat bermanfaat bagi pemuda-pemudi Bali saat ini.

Dari judul saja saya rasa anda sudah paham maksud dari artikel saya ini, BELAJAR AKSARA BALI DENGAN MICROSOFT WORD, wew, apa bisa? Jawabnya bisa! Dengan menggunakan program khusus yang saya dapat dari Ibu saya, hehe, ibu saya adalah seorang guru Bahasa Bali. Program yang saya maksud adalah program Bali Simbar Dwijendra. Program ini, atau lebih tepatnya SMART FONT ini merupakan penyempurnaan terakhir yang sudah dirilis sejak tahun 1996. Penyempurnaan terakhir ini sudah terbilang sangat baik menurut saya, penggunaannya pun juga sangat mudah.

Pada tahun 1996, Bali Simbar, program pengetikan Aksara Bali dengan komputer diperkenalkan kepada masyarakat. Hampir tidak ada perbaikan sejak saat tersebut. Pada tahun 2005 aksara Bali diusulkan agar masuk dalam daftar UNICODE atau ISO 10646. Dan pada pertengahan tahun 2006 aksara Bali telah terdaftar dalam UNICODE / ISO 10646. Langkah selanjutnya yang seharusnya dilakukan adalah dengan membuatkan program IME (cara pengetikan) untuk Microsoft WINDOWS, sehingga aksara Bali bisa menjadi Smart Font (huruf pintar), sehingga dengan mudah bisa dipakai. Naskah bisa dengan mudah diubah dari naskah Latin menjadi naskah Bali, dengan hanya merubah font-nya. Namun hambatan ke arah itu masih banyak, terutama karena pemakai aksara Bali sangat sedikit, sehingga pengerjaan smart font aksara Bali dianggap tidak memberikan keuntungan secara ekonomis bagi Microsoft. Ada cara lain agar Microsoft mau membuatkan smart font untuk aksara Bali, yaitu dengan campur tangan pemerintah. Namun kelihatannya belum ada minat pemerintah ke arah itu. Karena itu diperkenalkan program Bali Simbar Dwijendra untuk memudahkan pengetikan naskah aksara Bali dengan komputer. Kiranya program ini akan tetap berguna, walaupun nantinya aksara Bali telah memiliki versi smart font, karena dengan program ini anda bisa belajar dan mengenal aksara Bali, tahap demi tahap dengan penggunaan yang tidak sulit.

Di bawah artikel ini saya sudah siapkan link untuk mendownloadnya, linknya tersambung langsung dengan Mediafire, jadi gak usah ragu pake IDM, dijamin KUUUENCENG!!! Hehe. File yang akan anda download sudah berisi cara penginstalan agar terintregasi dengan Microsoft Word dan cara penggunaannya. Tolong artikel ini disebarluaskan, demi NGAJEGANG GUMI BALI tercinta.

DOWNLOAD : BALI SIMBAR DWIJENDRA